CaReer VS CaLling

Thursday, February 05, 2009 Edit This 0 Comments »
Saat interview dengan HRD PT. Ribat Ribet berlangsung..
HRD : ”Apa motivasi kerja anda, Bp.Yono?”
Yono : ”Wah seperti orang kebanyakan...punya motivasi yang baik-baik sajah...tidak berlebihan dan tidak di kurangi...”
HRD : ”(pasang muka ketus dan penuh curiga) pengalaman kerja anda dimana saja?”
Yono : ”Umhh pernah kerja jadi teller di Bank RuT *bangkrut maksud lo??* lalu sempat jadi asisten dosen di Universitas Srimekar mewangi sepanjang masa, jadi staff HRD di PT SukaMaju GakSukaMundur dan sekarang pengen ngelamar jadi direktur PT. Ribat Ribet..*pasang muka melas*
HRD: ”.....”

Selepas lulus kuliah, seringkali kita diberhadapkan dengan pertanyaan yang mungkin sama seperti yang dialami oleh kebanyakan orang ”Mau ngapain setelah wisuda?” atau ”Mau cari kerja dimana?” Pengalaman saya setelah wisuda, mendapat kabar dari beberapa teman dekat bahwa mereka sudah menikah dan mempersiapkan kelahiran anak-anak mereka . Wiwww, benar-benar keputusan yang luar biasa berani.
Nah, bagi job seeker seperti saya pertanyaan yang cukup membuat saya bergumul dalam Tuhan adalah pekerjaan apa yang saya senangi sehingga saya dirasa mampu untuk melakukannya. Mau jadi pengusaha, pemilik toko buku, atau bekerja di satu perusahaan...semua itu pilihan.

Dari kecil, saya sudah dididik oleh mama dan papa untuk mandiri dan suka dengan kerapihan. Nah, selama kuliah saya sempat dipercaya untuk menjadi part timer sebagai admin di kampus dengan bayaran yang cukup mengisi kantong saya sebagai mahasiswa saat itu. Akhirnya dari timeline yang saya tarik dari pengalaman hidup , saya cukup suka dan menikmati dengan pekerjaan di bidang itu. Saat ini, saya bekerja sebagai administrator di lingkungan universitas.
Bekerja tidak hanya berkutat pada seputar tugas yang telah dipercayakan tapi ada hal yang perlu di selidiki lebih dalam.. apakah pekerjaan saya merupakan panggilan buat saya?
Menurut buku ”Career VS Calling” karangan Yoel Sundarto, panggilan merupakan undangan pribadi Tuhan kepada kita untuk terlibat dalam agendaNya. Dia memberikan peran, tugas, tanggung jawab yang spesifik dalam hidup kita. Masalahnya, seringkali kita berjalan di track yang berbeda, melibatkan logika dan ego semata demi tujuan sepihak.
Pengalaman berpindah-pindah dari satu bidang ke bidang lain dan perusahaan yang berbeda seringkali menjadi catatan dalam curriculum vitae yang kita ajukan saat melamar pekerjaan yang baru. Apakah membanggakan? Kondisi tersebut kayaknya lebih menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan mengumbar ambisi tanpa mengetahui apa yang sebenarnya Tuhan kehendaki dalam hidup kita.

Saat Tuhan menempatkan saya di dunia edukasi, Tuhan memberikan proses belajar dan beban dalam hati sedikit demi sedikit. Seperti yang pernah saya katakan, bahwa melibatkan diri di tengah-tengah mahasiswa cukup menyenangkan. Belajar untuk menjadi teladan buat mereka, belajar berbagi pengalaman hidup dengan mereka, mendidik kemandirian dan banyak hal lainnya yang terkadang susah-susah gampang untuk di lakukan.
Intermezzo bentar...ni foto dengan rekan2 sekerja..*ayoo cari gw disebelah mana??*


Tapi, saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan adalah pelayanan dan karena Tuhan lah yang menjadi alasan...Saya yakin pembelajaran yang saya lakukan bersama-sama dengan mahasiswa setidaknya akan memberikan pengaruh positif walaupun (mungkin) sedikit..

Apakah saya akan konsisten terhadap panggilan hidup saya?Let’s see..

”If I have no love for others, no desire to serve others, I should question whether Christ is really in my life”-Rick Warren

by olin ;)

0 komen byoliners: